Konsep adalah istilah
mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan
objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin
mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang
dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Sedangkan Kerlinger
menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan
hal-hal khusus. Jadi konsep merupakan sejumlah cirri atau standar umum suatu
objek. Contoh konsep misalnya kata “meja” adalah sebuah konsep yang
merepresentasikan sebuah objek hadil pengamatan yang terbuat dari kayu
mempunyai emta kaki sebagai penyangga sebuah bida datar yang kadang terbuat
dari kaca yang semua bahannya bersifat konkret.
Pengetahuan tentang
konsep penting dipahami karena beberapa alasan. Pertama, untuk menyederhanakan
proses riset dengan cara mengombinasikan karakteristik-karakteristis tertentu,
objek-objek atau individu-individu ke dalam kategori yang lebih umum. Kedua,
konsep menyederhanakan komunikasi diantara orang-orang yang ingin berbagi
pemahaman tentang konsep yang digunakan dalam riset. Ketiga, sebagai dasar
untuk membangun variable maupun skala pengukurang yang akan digunakan.
2Konstruk
Konstruk
adalah konsep yang dapat diamati dan diukur atau memberikan batasan pada
konsep. Dalam tahapan riset, proses ini termasuk pada definisi konsep.
Contohnya, kemiskinan adalah konsep setelah pengertiannya dibatasi secara
khusus sebagai kondisi dimana penghasilan per bulan dibawah Rp 150 ribu,
sehingga dapat diamati dan diukur maka disebut sebagai konstruk.
3Variabel
Variabel adalah suatu
konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan. Variabel
sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional. Suatu
variable adalah konsep tingkat rendah yang acuan-acuannya secara relative mudah
diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasi diurut atau diukur.
Jadi variable adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau konstruk. Variabel
berfungsi sebagai penghubung antara dunia teoritis dengan dunia empiris. Variabel
merupakan fenomena dan peristiwa yang dapat diukir atau dimanipulasi dalam
proses riset. Contoh: “kepuasan dalam menonton tv” adalah dunia teoritis
sedangkan “seseorang dapat dipuaskan secara sangat puas, sedikit atau tidak
sama sekali” adalah representasi dari dunia empiris. Lebih jelasnya yaitu:
-
Terpaan media (konsep)
-
Frekuensi dan durasi seseorang dalam
menonton tv (konstruk)
-
Frekuensi: (1)sangat sering, (2) sering,
(3) jarang; Durasi: (1)sangat lama, (2) lama, (3)sebentar (variable)
Jenis-jenis variable antara lain:
a.
Variabel pengaruh/bebas (independent
variable) dan variable tergantung/tak bebas (dependent variable)
Variabel pengaruh adalah variable yang
diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variable lainnya. Variabel ini
secara sistematis divariasi oleh periset. Sedangkan variable tergantung adalah
variable yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variable yang
mendahuluinya. Variabel ini diobservasi dan nilainya diasumsikan tergantung
pada efek dari variable pengaruh. Dengan kata lain, variable tergantung adalah
apa yang periset inginkan untuk dijelaskan. Contohnya: sudut pengambilan kamera
mempunyai tiga versi (close up, medium shot dan long shot) adalah variable yang
secara sistematis dibentuk atau divariasi sendiri oleh periset yang disebut
variable pengaruh. Sedangkan variable tergantung diukur dari sikap
khalayak-sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju-yang
diperoleh dari observasi periset (tidak dimanipulasi). Periset dimungkinkan
juga menguji hubungan lebih dari satu variable pengaruh terhadap variable
tergantung. Hal ini disebut dengan analisis multivariate. Jika hanya ada satu
variable pengaruh dan tergantung disebut analisis bivariat.
b.
Variabel Anteseden dan Variabel
Prediktor
Variabel yang biasanya digunakan untuk memprediksi
atau diasumsikan menjadi sebab disebut dengan variable predictor atau variable anteseden.
Variabel ini juga disebut sebagai variable control yang digunakan untuk
meyakinkan bahwa hasil riset selaras dengan variable pengaruh bukan pada sumber
lain. Contohnya: riset tentang hubungan antara keterbacaan surat kabar dan
kemampuan membaca, periset menemukan bahwa IQ akan mempengaruhi hubungan
tersebut dan harus dikontrol; kemudian responden diseleksi berdasarkan skor
IQnya atau ditempatkan dalam kelompok yang mempunyai kesamaan skor IQ.
c.
Variabel Berdasarkan Nilainya
Ada beberapa jenis yaitu variable dikotomis yaitu
jika variable tersebut hanya berisi dua nilai, misalnya ya atau tidak dan
laki-laki atau perempuan. Kemudian variable diskrit jika datanya hanya
mempunyai satu nilai tertentu saja, misalnya jumlah anak yang dimiliki.
Kemudian ada juga variable kontinu jika nilai-nilainya bergerak dalam interval
tertentu bahkan tak terbatas dua nilai misalnya tinggi badan seseorang.
Variabel juga dapat dikelompokkan berdasarkan cara pengukurannya yaitu variabel
nominal yaitu ditetapkan berdasarkan penggolongan contohnya status perkawinan
atau jenis kelamin, variable ordinal yaitu variable yang memiliki jenjang
tingkatan contohnya tinggi badan mahasiswa atau mahasiswa terpandai, variable
internal sama dengan ordinal tapi memiliki jarak atau interval yang sama
contohnya tingkat penghasilan (antara 100.000-199.000; 200.000-299.000),
terakhir variable rasio adalah variable yang mempunyai permulaan angka nol
mutlak contohnya umur atau luas bangunan.
4Hipotesis
Webbster’s New World Dictionary
menyebutkan bahwa hipotesis adalah teori, proposisi yang belum terbukti,
diterima secara tentative untuk menjelaskan fakta-fakta atau menyediakan dasar
untuk melakukan investigasi dan menyatakan argument. Karena masih bersifat
sementara itulah, hipotesis harus diuji melalui riset dengan mengumpulkan data
empiris. Fungsi hipotesis antara lain: untuk mengarahkan riset, membantu
periset agar tidak terjebak pada upaya trial and error dalam mencari jawaban
riset, membantu periset menghilangkan variable-variabel yang tak ada hubungannya
dengan riset yang berpotensi mengintervensi, sehingga menjadikan permasalahan
melebar, serta membantu periset mengkuantifikasikan variable sehingga dapat
diukur.
Beberapa jenis Hipotesis antara lain:
1.
Hipotesis Teoritis dan Hipotesis Riset
Hipotesis Teoritis adalah hipotesis yang dirumuskan
setelah periset melakukan kegiatan berteori. Hipotesis ini belum cukup
operasional untuk diuji. Baru bisa diuji secara langsung setelah
dioperasionalkan agar mudah untuk diukur dan berubah menjadi hipotesis riset.
Jadi bisa disimpulkan hipotesis teoritis masih dalam level teoritis atau
konsepsi sedangkan hipotesis riset sudah pada level empiris.
Contoh:
Permasalahan:
Apakah film kekerasan di TV mempengaruhi munculnya tingkah laku agresif anak?
Hipotesis Teoritis:
Terpaan film kekerasan di TV berpengaruh pada tingkah laku agresif anak
Hipotesis Riset:
Jumlah adegan kekerasan yang disaksikan di tiap harinya oleh anak-anak
berkorelasi dengan frekuensi dilakukannya tindak agresif pada objek-objek
tertentu.
2. Hipotesis
Nol dan Hipotesis Alternatif
Hipotesis nol menjelaskan tidak adanya perbedaan
antara parameter dengan statistic atau pengertian lainnya adalah tidak adanya
perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Sementara hipotesis
alternative adalah mempunyai sifat berlawanan dengan hipotesis nol. Hipotesis
ini akan dirumuskan bila pada suatu riset, hipotesis nol ditolak. Contoh:
Hipotesis Alternatif (Ha): besarnya level perhatian pada siaran TV berhubungan
dengan kemampuan mengingat pesan iklan mempunyai alternative logis dengan
hipotesis nol (H0) yaitu besarnya level perhatian pada siaran TV tidak
berhubungan dengan kemampuan mengingat pesan iklan.
5. Data
Riset
adalah kegiatan untuk mencari kebenaran suatu masalah. Upaya mencari kebenaran
ini melalui kegiatan mengumpulkan fakta-fakta, menganalisisnya,
menginterpretasikan, dan menarik kesimpulan sebuah informasi. Karena itulah
informasi juga bisa disebut dengan data yang diolah dan sudah dapat digunakan
oleh pemakainya. Apalagi salah satu prosedur riset adalah mengolah data agar
menjadi informasi yang dianggap kebenaran. Dalam riset ada beberapa jenis data
antara lain:
1.
Data Kualitatif
Data kualitatif adalah
data yang berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, narasi-narasi. Data ini
berhubungan juga dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau
berupa kata-kata. Berdasarkan sumbernya, data kualitatif dapat dikelompokkan
menjadi:
a.
Data Historis
Data
kualitatif yang berasal dari sumber-sumber sejarah seperti tulisan sejarah atau
artefak.
b.
Data teks
Data
kualitatif yang berasal dari teks-teks tertentu. Ini biasanya digunakan pada
penelitian yang membahas system tanda. Contohnya: teks iklan atau lagu sebagai
teks. Biasanya jenis penelitiannya adalah analisis wacana, analisis semiotic
ataupun analisis framing.
c.
Data Kasus
Data
kasus adalah data yang bersumber pada kasus-kasus tertentu karenanya
menjelaskan dan hanya berlaku pada kasus tertentu. Data ini bertujuan untuk
menggeneralisasikan atau menguji hipotesis tertentu.
d.
Data Pengalaman Individu
Data
ini merupakan bahan keterangan mengenai apa yang dialami oleh individu sebagai
anggota masyarakat tertentu yang menjadi objek penelitian.
2.
Data Kuantitatif
Secara umum data
kuantitatif lebih bersifat konkret karena dapat dikuantitaskan berupa angka-angka.
Data ini bersifat objektif dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang. Ada data
kuantitatif yang murni dan ada pula hasil transformasi dari data kualitatif.
Berdasarkan jenis variabelnya data kuantitaif dibagi menjadi dua yaitu:
a.
Data Diskrit (Data Nominal)
Data
ini merupakan data yang pasti, hanya mempunyai satu nilai tertentu saja.
b.
Data Kontinu
Data ini adalah
data yang mempunyai nilai yang bergerak tak terbatas antara dua nilai atau
mempunyai nilai yang terletak dalan suatu interval tertentu. Ada tiga jenis
data ini yaitu data ordinal, data interval dan data rasio.
Sementara berdasarkan
sumbernya dibedakan menjadi dua yaitu
a.
Data Primer yaitu data yang diperoleh
dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan
b.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh
dari sumber kedua atau sumber sekunder.
3